Berkepemimpinan pada Nurani

Posted by Unknown Minggu, 29 Maret 2015 0 komentar

Kepada siapakah kita mendapatkan kepemimpinan yang mengayomi semua orang?
Pyuh!, betapa sulitnya menjawab pertanyaan ini. Bila kita baca koran, dengar
radio atau nonton tv, yang kita temukan adalah kebuntuan besar. Ketika orang
merujuk si A, di saat sama ia mencela si B. Sedangkan, ketika orang lain
menunjuk si C, ia juga menikam si D. Bahkan di kalangan mereka yang dianggap
pemimpin pun tak bersepakat tentang banyak hal besar. Zaman apakah ini?
Bagaimana lokomotif bisa berjalan bila tak ada masinis yang menunjuk dengan
telunjuk agungnya?

Mari kita coba runtuhkan semua perhitungan matematika politik. Kita lebih
membutuhkan pelajaran perdamaian. Berhentilah sejenak menunjuk sana-sini.
Inilah zaman dimana kita semestinya belajar dan diajar menemukan
kepemimpinan sejati di halaman rumah sendiri - ia bernama nurani. Memang
pemimpin ini tak bersuara lantang karena ia tak terletak di bibir. Ia pun
tak berlagak garang, karena ia tak mengandalkan kepalan. Ia berbisik lembut,
sejuk, terang dan damai. Karena ia terletak di hati; ia bergelar hati
nurani. Mari kita angkat suara hati nurani sebagai pemimpin agung kita di
masa yang penuh kerancuan ini. Karena hanya ia yang pantas dijunjung di
segala zaman. (Editor)

****************************************************************************
Book Pointer: Articulate Executive #4/6
WINDOW - BERBICARA DENGAN GAMBAR
Granville N. Toogood

Pesan yang kuat tetapi tanpa contoh-contoh konkret untuk medukungnya dalah
pesan yang lumpuh. Agar bisa dipercaya, setiap proposisi membutuhkan bukti.
Untuk memberikan kredibiltas, anda harus membangun jendela sebagai sarana
untuk melihat isi presentasi, yaitu dengan memberikan contoh konkret,
ilustrasi yang sesuai, data yang benar, anekdot atau analogi-analogi yang
menghidupkan konsep. Konsep hanyalah sebuah abstraksi, dan mengingat
abstraksi sama mudahnya dengan mengingat mimpi setelah terbangun.

Tidak banyak keuntungan jika anda membuat persiapan cermat, menyajikan
presentasi yang lugas dan mulus, dan sepenuhnya menguasai pokok persoalan,
jika pendengar anda tidak menangkap atau ingat pada apa yang anda katakan.
Belum tentu orang lain paham hanya karena kita paham. Anda harus benar-benar
membantu orang agar paham dan ingat untuk berbulan-bulan kemudian.
Satu-satunya cara terbaik adalah memberinya banyak contoh. Inti bab ini
adalah: presentasi tanpa contoh, presentasi yang kedengaran seperti selembar
kertas putih ataus ebuah tesis akademis, adalah bukan presentasi sama
sekali.

Presentasi Dengan Alat Peraga

Salah satu cara menampilkan gambar/jendela adalah dengan menggunakan slide
atau overhead. Penggunaan alat peraga harus dipilih secermat mungkin karena
terdapat kecenderungan bahwa lata-alat peraga ini mendominasi presentasi.
Ini tentu akan merugikan anda. Ada beberapa panduan "jangan" dan "sebaiknya"
dalam hal penggunaan slide ini, yaitu:

1--Jangan mematikan lampu di sekitar anda. Ini akan menciptakan kegelapan
dan membuat pikiran buruk semakin bertambah frustasi. Usahakan diri anda
terlihat.

2--Jangan cepat-cepat menghidupkan mesin peraga. Jangan anda menenggelamkan
diri dalam kegelapan lalu membelakangi audiens dan membaca setumpuk slide.
Anda harus memperkenalkan idri dan pesan anda terlebih dahulu.

3--Jangan hanya menggunakan slide kata-kata. Lalu anda tinggal membaca apa
yang ada di slide anda. Kemampuan audiens untuk membaca jauh lebih cepat
daripada kecepatan anda berbicara. Gunakan grafik, ilustrasi, skematika dan
foto.

4--Jangan biarkan overhead mendominasi presentasi, lalu menyingkirkan peran
anda sebagai penyaji. Bila demikian anda hanya menjadi operator mesin slide
belaka. Berbicaralah dan kendalikan presentasi anda.

5--Jangan menjejali presentasi dengan alat bantu visual. Berilah kesempatan
bagi audiens untuk mendengarkan anda tanpa diganggu oleh slide. Terlebih
buruk lagi, jangan awali atau menutup presentasi anda dengan slide. Slide
hanya akan mengalihkan perhatian dari pesan anda. Pengecualian, bila anda
ingin memberikan sesuatu yang dramatis.

6--Jangan menggunakan alat bantu peraga yang sulit atau rumit dibaca.
Gunakan alat peraga yang sederhana yang mudah anda pakai, atau mungkin tidak
menggunakannya sama sekali.

7--Jangan berdiri dalam cahaya proyektor atau membelakangi audiens. Lebih
baik anda menggunakan penunjuk atau menunjukkan mana yang harus dilihat.
Anda pun seharusnya berdiri menghadap dan menatap audiens.

8--Jangan gunakan tabel, tetapi gunakan grafik. Tabel hampir sama dengan
teks. Sedangkan grafik adalah gambar yang memudahkan orang mencerna.

9--Jangan berbicara mengenai lebih dari satu point per slide. Usahakan
setiap slide berarti. Jalinlah tema anda ke dalam masing-masing slide.

10--Jangan membagi-bagikan salinan presentasi anda terlebih dahulu.Memang
terkadang aturan protokoler meminta anda menyajikan copy. Tetapi membagikan
salinan bahan presentasi anda adalah sebuah kekeliruan. Ini akan membuat
audien tidak memasang telinga dan memberikan perhatian. Saat terbaik
membagikan salinan adalah seusai presentasi. Atau anda dapat menyiasati
bahwa apa yang anda bagikan tidak harus mencerminkan apa yang anda sampaikan
secara lisan. Dengan demikian anda menyajikan dua buah presentasi.

Bahasa Tubuh

Tentu gambar yang terbaik adalah anda sendiri, sebagai penyaji. Kunci untuk
tampil dan berbicara secara wajar adalah dengan berusaha menjadi
sungguh-sungguh wajar. Anda harus bergerak selaras dengan kodrat anda.
Bertindak dengan cara tertentu pada situasi tertentu akan tidak
menguntungkan. Namun demikian ada baiknya anda memahami bahasa tubuh, yaitu
bahasa yang ada dalam diri anda sendiri. Dengan demikian anda dan tubuh anda
berbicara secara wajar, bersemangat dan santai. Anda harus menanggapi hati
anda sendiri saat berbicara. Jika anda berbicara dengan membaca teks maka
cobalah mengucapkannya seolah-olah kata-kata itu adalah kata-kata anda
sendiri.

Pendek kata, pendekatan alami selalu merupakan pendekatan terbaik. Berikut
ini disajikan beberapa hal yang bersifat universal dalam membuat penyampaian
pidato menjadi lebih baik.

1--Jangan meliuk-liukkan tubuh. Ini membuat anda tampak terganggu dan tidak
nyaman. Usahakan kaki anda cukup kuat.

2--Ubah-ubahlah posisi kaki agar anda bisa menghadapi berbagai bagian
audiens.

3--Jagalah agar kepala anda berada di posisi yang sama. Ini terjadi secara
otomatis jika anda tidak meliuk-liukkan tubuh.

4--Gunakan tangan untuk menghiudpkan pembicaraan anda. Gunakan telapak
tangan untuk memberikan penegasan. Anda bisa memegang pena agar yangan tidak
terlipat di bawah perut atau terkulai di sisi tubuh. Atau anda bisa
memasukkan satu lengan anda ke saku sedang yang lain menegaskan poin, dan
melakukannya berganti-gantian.

Cara terbaik untuk menguasai permainan ini adalah dengan berlatih. Gunakan
kaca besar untuk melihat gaya anda sendiri.

Menopang Citra dengan Busana

Suka atau tidak, kesan pertama sering kali sangat menentukan. Orang biasa
keliru memahami anda hanya dengan melihat anda berbusana. Karena itulah
cukup beralasan untuk berbusana sedemikian rupa sehingga tidak mengalihkan
perhatian pendengar dari pesan anda, sekaligus menopang citra diri yang
hendak anda sampaikan pada pendengar.

Biasanya busana terbaik untuk berpidato di depan orang banyak adalah busana
yang berkualitas sedikit lebih baik dari para audiens anda, tetapi sederhana
dan konservatif. Berikut beberapa tips berbusana yang aman bagi anda:

1--Jas kerja dengan kualitas sedikit lebih baik dari audiens, dengan warna
biru gelap atau abu-abu.

2--Kemeja putih. Putih adalah warna standard dan tidak menyinggung siapa
pun. Pilihan lain adalah biru pucat dengan atau tanpa garis tipis.

3--Kaus kaki sepanjang lutut dengan warna biru atau hitam. Jangan sampai
kaki anda yang berambut terlihat, terutama jika anda duduk dengan
menyilangkan kaki.

4--Sepatu hitam cocok dengan jas biru, lorek tipis, atau abu-abu gelap.
Sedangkan sepatu cokelat cocok untuk jas coklat, abu-abu cerah, dan
warna-warna pastel. Jangan lupa menyemir sepatu anda dengan baik. Sepatu
bertali adalah lebih baik daripada sepatu sandal.

5--Dasi konservatif, dengan polkadot kecil, warna polos atau bergaris-garis.
Mode memang dtang dan pergi, tetapi gaya konservatif selalu cukup pantas.

Busana bagi wanita sama saja konservatifnya dengan busana pria. Tentu saja
para wanita yang biasa berpidato kadang-kadang memang harus tampak menarik
bagi para pria yang mendengarkan mereka, tetapi pembicara wanita yang logis
tidak akan kelewat meresahkan hal ini. Khusus bagi wanita, mereka yang
berpengalaman telah memberitahu kita:

1--Usahakan mengenakan busana sederhana, dengan jas konservatif dan gaun
dalam warna-warna polos.

2--Kenakan perhiasan sedikit mungkin untuk menjaga agar perhiasan itu tidak
mengalihkan perhatian pendengar dari wajah dan mata pembicara.

3--Jangan mengenakan make up mata yang mencolok.

4--Jangan mengenakan penutup kepala, kecuali jika anda berbicara di udara
terbuka.

5--Jika sesuai, pakailah syal untuk menegaskan gaya anda sendiri tanpa
memberi kesan hendak bergaya.

****************************************************************************
Stopper:

Anda tidak membayar harga sebuah kesuksesan. Anda menikmati harga
kesuksesan. (Zig Ziglar)

Hanya ada satu kesuksesan, yaitu menjalani hidup anda dengan cara anda
sendiri. (Christopher Morley)

Saya lebih suka gagal pada hal yang saya sukai, daripada sukses pada hal
yang tidak saya sukai. (George Burns)

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Berkepemimpinan pada Nurani
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://revansfivers.blogspot.com/2015/03/berkepemimpinan-pada-nurani.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Template by Rizky Fatahillah Sidiq | Copyright of INSPIRASI DUNIA.